Aku seorang wanita biasa, lahir
dari keluarga biasa pula, umurku sekarang 26 tahun bersuami dan telah
dikaruniai seorang putra yang kini usia 4 tahun. Tak ada kesibukan berarti
dalam hidupku selain mengurus rimah tangga dan mengasuh anak.
Sebenarnya aku
seorang wanita yang mempunyai sifat sangat pemalu, tertutup kepada keluarga
apalagi lingkungan sekitar. Waktuku dihabiskan didalam rumah tanpa
bersosialisasi dengan keluarga dan tetangga,
Tetapi setiap
bulan aku tidak pernah terlewat / absen untuk datang ke posyandu sejak awal
kehamilan sampai anak ku kini berusia 4 tahun. Lima imunisasi dasar lengkap
didapat oleh putra kesayanganku vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus
juga timbangan berat badannya tak pernah terlewat sebulanpun.
Setiap datang ke
posyandu aku selalu memperhatikan kader di RW ku, mereka hanya berdua, ketiga
ibu bidan, sedangkan yang aku lihat disana ada empat meja dengan tulisan 1.
Pendaftaran, 2. Penimbangan, 3. Pencatatan SIP, 4. Penyuluhan dan yang kelima
pelayanan bidan. Aku hafal betul tulisan itu karena setiap bulan selalu kubaca.
Kesibukan kader ini pun tak luput dari perhatianku, mereka selalu sibuk
mengatur keempat pelayanan itu. Satu kader di pendaftaran dan penimbangan, satu
lagi di pengisian SIP dan penyuluhan. Mereka pun menyela untuk memberikan KMS
keruang pemeriksaan bidan.
Huh ….. repotnya
gumamku, kasihan sekali mereka bekerja tanpa pamrih mengabdikan hidupnya untuk
kesejahteraan masyarakat tanpa pamrih menyumbangkan waktu dan tenaganya. Aku
tak berani bertanya mengapa mereka hanya berdua, mungkin memang kader hanya
diperbolehkan 2 tidak lebih, tapi kasihan mereka sibuknya minta ampun.
Hingga suatu
hari aku datang terlambat ke Posyandu ketika itu anakku berusia 4 tahun, aku
masih ingat waktu itu pembagian vitamin A di bulan Agustus. Tinggal seorang
hanya aku, bayi dan balita yang lain sudah pulang. Ku lihat mereka sedang
berbicara dengan ibu bidan entah apa yang mereka bicarakan, hingga setelah
anakku ditimbang, diukur tinggi badan dan diberi vitamin A. mereka baru
bertanya : “bu kumaha lamun ibu ngiringan ka Posyandu ieu, da eta si ujangna
tos ageung, sareung tetehmah henteu pernah kalangkung nyandak putrana dongkap
ka posyandu, eta tandana teteh tos ngartos kana pentingna imunisasi sareng
kasehatan anak”. Aku heran dan kaget mereka bertanya seperti itu, dengan nada
malu dan gugup aku pun menyahut “ah da abimah teu tiasa nanaon” sedangkan
merekapun hanya tersenyum, mereka bilang segala sesuatu tidak akan bisa
dilakukan kalau tidak mencobanya terlebih dahulu tidak ada yang tidak m mungkin
bu. Aku hanya tersenyum dan mereka terus bilang bahwa di posyandu ini terpatnya
di posyandu Merpati II kekurang kader yang harusnya lima. Hanya ada dua orang
yang rela menyumbangkan tenaganya.
Singkat cerita
setelah dibujuk oleh mereka aku pun meng iyakan ajakan itu. Mereka memberiku
buku-buku bacaan tentang posyandu untuk aku baca dirumah dan merekapun bilang
kalau hari senin lusa ada pelatihan untuk seluruh kader yang difasilitasi oleh
SEMAK dari IPMG. Hari seninnya aku ikut pelatihan bersama mereka dan dua
tetanggaku yang ikut bergabung juga. Deg-degan, was-was, malu, grogi campur
aduk hingga keringat dingin membasahi tubuhku. Ini adalah hal yang tidak pernah
aku bayangkan, aku bertemu banyak ibu-ibu kader sedesaku. Empat hari berlalu
dipelatihan aku sedikit mendapat keberanian untuk berinteraksi bersama dengan
mereka. Hingga bulan-bulan penimbangan balita bulan berikutnya aku ikut aktif,
walau hanya masih berani di layanan pendaftaran saja.
Namun dari
kegiatan ini aku mendapatkan hikmah yang luar biasa, aku yang tadinya seorang
yang pemalu yang tidak punya keberanian untuk bersosialisasi akhirnya sifat itu
dapat aku hilangkan. Dan dengan penuh keberanian, semangat aku ingin mengubah hidupku
yang dulu kaku menjadi ceria dan berguna untuk orang banyak.
Huuuuh !!!!
Ternyata aku
juga bisa menjadi seorang kader menjalankan tugas mulia dan menambah
pengetahuan tentang kesehatan. Dan kini
empat langkah pelayanan posyandu
telah aku coba.
Alhamdulillah…. Aku bisa juga
by. Yuliatin Rohimah
0 komentar:
Posting Komentar